"Kami sedang mempersiapkan perundingan langsung. Kami bekerja sama dengan semua pihak dan berharap hal ini bisa terlaksana dalam dua pekan lagi, yang akan dilaksanakan di Eropa," kata Menteri Urusan Perdamaian Afghanistan, Abdul Salam Rahimi, seperti dilansir AFP, Minggu (28/7).
Di sisi lain, Juru Bicara Biro Politik Taliban di Qatar, Suhail Shaheen, membantah mereka bakal segera berunding dengan pemerintah Afghanistan. Mereka menyatakan baru mau bernegosiasi jika seluruh pasukan asing sudah angkat kaki dari Afghanistan.
"Perundingan Intra-Afghan baru bisa terlaksana jika sudah ada pengumuman penarikan seluruh pasukan asing," kata Shaheen.
Juru Runding Amerika Serikat untuk perdamaian Afghanistan, Zalmay Khalilzad, menyatakan sudah beberapa kali bertemu dengan perwakilan Taliban di Qatar. Mereka menyatakan sudah sepakat mengakhiri perang yang sudah berjalan selama 18 tahun.
AS bakal menarik pasukan jika ada jaminan Afghanistan tidak bakal dijadikan basis kelompok radikal. Sedangkan Presiden Afghanistan, Ashraf Gani, ketar-ketir jika AS dan NATO pergi maka mereka harus berhadapan langsung dengan Taliban.
Taliban juga menolak berunding langsung dengan pemerintah Afghanistan karena dianggap tidak sah dan hanya menjadi boneka AS.
Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan ada sekitar 3.804 penduduk sipil termasuk lebih dari 900 anak tewas dan tujuh ribu lainnya mengalami luka-luka dalam konflik di Afghanistan pada 2018.
Wilayah kekuasaan dan pengaruh Taliban di Afghanistan juga dilaporkan semakin luas, meski AS menggulingkan mereka pada 2001 silam. (ayp)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2Yu59GP
via IFTTT
No comments:
Post a Comment